Monday, October 20, 2025
Google search engine
HomePenulisan IlmiahMenentukan Tujuan dan Kontribusi Ilmiah dari Tulisan Anda

Menentukan Tujuan dan Kontribusi Ilmiah dari Tulisan Anda

Kalau kita bicara soal menulis ilmiah, entah itu skripsi, tesis, atau artikel jurnal, banyak orang langsung sibuk memikirkan struktur, teori, dan daftar pustaka. Padahal, ada hal yang lebih fundamental yang sering terlewat: tujuan dan kontribusi ilmiah dari tulisan itu sendiri. Pertanyaan sederhananya, “Kenapa tulisan ini perlu ada?” dan “Apa yang bisa ditambahkan tulisan ini untuk dunia akademik?” Kalau dua hal ini jelas sejak awal, tulisan ilmiah kita jadi lebih fokus, terarah, dan punya nilai tambah yang nyata.

Mari kita mulai dari tujuan. Tujuan penelitian atau tulisan ilmiah itu ibarat peta jalan. Tanpa tujuan yang jelas, penulis akan mudah tersesat. Misalnya, ada mahasiswa yang menulis skripsi tentang media sosial. Kalau tujuannya kabur, tulisannya bisa melebar ke mana-mana: dari politik, gaya hidup, sampai bisnis online. Tapi kalau sejak awal tujuan sudah jelas, misalnya “mengetahui pengaruh media sosial terhadap produktivitas belajar mahasiswa,” maka arah penelitiannya lebih terfokus. Semua bab yang ditulis akan mengarah untuk menjawab pertanyaan itu.

Tujuan juga penting supaya pembaca tahu apa yang diharapkan dari tulisanmu. Seorang dosen atau reviewer jurnal biasanya langsung melihat bagian tujuan untuk menilai apakah penelitian ini layak atau tidak. Tujuan yang jelas menunjukkan kalau penulis tahu apa yang ingin dicapai, bukan sekadar asal menulis. Bayangkan kalau kamu membaca buku tanpa tahu arah ceritanya, pasti membingungkan. Begitu juga dengan tulisan ilmiah, tujuan adalah “janji” kepada pembaca tentang apa yang akan diberikan.

Nah, setelah tujuan, yang nggak kalah penting adalah kontribusi ilmiah. Banyak mahasiswa mengira kontribusi itu harus selalu berupa penemuan besar atau teori baru. Padahal, kontribusi bisa sederhana, selama ada sesuatu yang ditambahkan dari penelitian kita. Misalnya, penelitianmu mungkin tidak menciptakan teori baru, tapi bisa memberikan data terbaru tentang kebiasaan mahasiswa di era digital. Atau mungkin penelitianmu bisa memperkuat teori lama dengan bukti baru dari konteks yang berbeda. Itu juga sudah termasuk kontribusi.

Baca juga!  Tips Menyusun Curriculum Vitae Akademik

Kontribusi ilmiah bisa bermacam-macam bentuknya. Ada yang sifatnya teoritis, yaitu menambah atau memperkaya teori yang sudah ada. Ada juga yang praktis, misalnya memberikan rekomendasi kebijakan untuk sekolah, pemerintah, atau organisasi. Bahkan ada yang metodologis, yaitu memperkenalkan cara atau metode baru untuk melakukan penelitian. Intinya, kontribusi adalah alasan kenapa tulisanmu penting dibaca dan tidak sekadar mengulang-ulang apa yang sudah ada.

Menentukan kontribusi memang butuh sedikit latihan berpikir kritis. Caranya adalah dengan banyak membaca penelitian terdahulu, lalu tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang belum dijawab?” atau “Di mana letak celah penelitiannya?” Dari situ, kamu bisa menemukan ruang untuk menempatkan penelitianmu. Misalnya, kalau sudah banyak penelitian tentang dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja, mungkin kamu bisa mengambil sudut pandang baru: dampaknya pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi.

Tujuan dan kontribusi juga saling terkait. Tujuan yang jelas akan mengarahkan pada kontribusi yang spesifik. Kalau tujuannya kabur, kontribusinya pun akan sulit terlihat. Itu sebabnya, sejak awal menulis, biasakan untuk menuliskan dua hal ini dengan jelas. Tidak perlu muluk-muluk, yang penting jujur dan sesuai dengan kapasitas penelitianmu.

Bagi dosen, kontribusi ilmiah ini juga penting karena menjadi bukti nyata dari peran mereka sebagai peneliti. Lewat kontribusi, dosen bisa menunjukkan bahwa hasil penelitiannya benar-benar bermanfaat, baik di level teori maupun praktik. Sementara bagi mahasiswa, menulis dengan kontribusi yang jelas bisa membantu menunjukkan bahwa skripsi atau tesis yang dikerjakan bukan sekadar formalitas, tapi benar-benar memberi nilai tambah.

Singkatnya, menulis ilmiah tanpa tujuan dan kontribusi itu seperti jalan tanpa arah. Kamu mungkin bisa sampai ke suatu tempat, tapi tidak tahu apakah itu tujuan yang benar. Jadi, sebelum tenggelam dalam detail teknis, luangkan waktu sejenak untuk menjawab dua pertanyaan tadi: “Apa tujuan saya?” dan “Apa kontribusi tulisan ini?” Kalau itu sudah jelas, perjalanan menulis akan jauh lebih mudah, dan hasilnya pun lebih bermakna.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments