Sebanyak 38 perusahaan rintisan – startup lokal dan sejumlah calon pengusaha startup lokal mengikuti Medan Digital Connect 1.0 digelar Komite Ekonomi Kreatif (Koekraf) Medan di Hotel Emerald Garden Medan, Kamis (8/12).
Ketua Koekraf Medan, T Nur Azan di sela kegiatan mengatakan, gathering startup merupakan jalinan koneksi untuk tech startup, aktivis bisnis, legislator, investor, mentor dan sebagainya. Termasuk salah satu program Komite Ekonomi Kreatif yang didirikan Pemerintah Kota (Pemko) Medan.
Menurutnya, kegiatan ini memberi arahan kepada startup-startup baru untuk mengatur langkah agar startup dari Medan kuat secara fundamental dan mampu berkembang, tidak putus di tengah jalan atau ketika usahanya tidak berhasil, ada yang mendorong mencari jalan keluar sehingga bisa maju dan berkembang di skala nasional.
“Ini sekaligus membuka akses lebih luas agar setiap permasalahan yang muncul di tingkat manapun, sama-sama kita cari solusi. Pemerintah daerah dalam hal ini Pemko Medan, hadir bersama Koekraf membuka peluang-peluang itu agar para startup Medan bisa bertemu founder maupun co-founder, mentoring atau aktivis startup sehingga bisa bersama mencari aakse dan peluang baru, jalan keluar bersama-sama,” jabarnya.
Gathering yang dibuka Kadis Pariwisata Kota Medan, Agus Suryono menghadirkan Angeline Tanty (Founder & CEO DEPATU); Ikhsan Jauhari (Founder & CEO Literasia) serta Richie Chen (CEO PT Fawz Finasial Indonesia).
“Kita siapkan founder untuk menjadi mentor agar start up di Medan mempunyai fundamental kuat. Pertama dari ide dan konsep, penguasaan IT, manajemen, kemudian fudamental keuangannya,” urai T Nur Azan yang akrab dipanggil Popon.
Ia menjelaskan, Koekraf didukung Dinas Pariwisata Kota Medan, dalam hal ini Dinas Pariwisata bidang ekonomi kreatif. Dikatakannya, pengembangan startup oleh Koekraf Medan dimulai sejak beberapa bulan lalu.
“Saat itu kita kumpulkan startup-startup Kota Medan untuk dibuatkan kegiatan bersamaan Apeksi (Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia) di Medan. Itu cikal bakal Startup Medan diikutkan dalam kegiatan Pemko Medan,” sebutnya.
Popon menguraikan, berangkat dari situ Koekraf Medan menyusun road map agar startup-startup yang berkembang di Kota Medan dikumpulkan untuk diatur strategi pengembangan agar menjadi tuan rumah, lebih berkembang. Dari Medan untuk Medan, dari Medan untuk nasional, kalau bisa mendunia.
“Harapannya seperti disampaikan Walikota Medan, Bobby Nasution. Yaitu, startup Medan saling dukung dan berkolaborasi. Pemerintah daerah hadir di tengah-tengahnya untuk membuka peluang lebih luas lagi dan bermanfaat bagi masyarakat Kota Medan,” ungkapnya.
Dia memastikan, pihaknya telah menyusun road map bagi pengembangan startup Medan. Start-up mengembangkan digitalisasi UMKM, mengikuti road map yang telah disusun sampai 2023.
Dipaparkannya, melalui Koekraf tidak hanya membangun startup hinggs berhasil, tapi juga mengembangkan digitalisasi UMKM yang banyak tersebar di Medan bisa menjadi usaha digital.
“Dengan adanya beragam startup, kita punya treatment-treatment khusus dari Koekraf dan pemko. Kita siapkan treatment diperlukan,” tutupnya.
Sementara itu, Kadis Pariwisata Agus Suryono dalam sambutannya berharap kegiatan ini menjadi ekosistem kuat, besar dan bermanfaat.
Startup gathering dihadiri pihak Amazon. “Kita juga mengundang perwakilan dari Amazon. Kebetulan kantor pusatnya di Singapura, dan mengirimkan perwakilannya. Amazon sangat concern mendukung dan mengembangkan startup startup yang baru saja hadir,” sebut Popon.
“Inilah salah satu cara dari Koekraf untuk bisa mendatangkan investor yang berminat. Next step kita akan coba membuat MoU (dengan Amazon dll) ke tingkat nasional dan global. Di Medan saat ini terdaftar hampir 60 start-up lokal, kita berusaha agar start-up lokal tidak pindah ke Jakarta,” pungkasnya.