More

    Mengenal Etika Co-Authorship: Siapa Layak Jadi Penulis?

    Dalam dunia akademik, satu artikel ilmiah sering kali bukan hasil kerja satu orang saja. Ada banyak tangan yang terlibat: mulai dari peneliti utama, asisten penelitian, sampai dosen pembimbing. Nah, di sinilah muncul istilah co-authorship atau kepenulisan bersama. Kedengarannya sederhana, tapi sebenarnya penuh dengan etika yang harus dijaga. Pertanyaan utamanya adalah: siapa sebenarnya yang layak dicantumkan sebagai penulis?

    Pertama-tama, penting dipahami bahwa menjadi penulis dalam publikasi ilmiah bukan sekadar “numpang nama.” Menjadi penulis berarti punya tanggung jawab ilmiah terhadap isi artikel. Artinya, setiap orang yang namanya tercantum di daftar penulis harus benar-benar berkontribusi dalam proses penelitian, bukan hanya hadir di akhir untuk tanda tangan.

    Kontribusi yang dimaksud bisa beragam bentuknya. Misalnya, ikut merancang penelitian, mengumpulkan data, menganalisis hasil, menulis draft artikel, atau memberikan revisi substansial. Kalau seseorang hanya membantu hal kecil, seperti mengetik ulang data atau sekadar memberi saran singkat, biasanya kontribusinya lebih cocok dimasukkan ke bagian acknowledgement, bukan sebagai penulis.

    Masalah sering muncul ketika ada praktik yang disebut “honorary authorship” atau kepenulisan kehormatan. Ini biasanya terjadi kalau nama dosen senior, kepala laboratorium, atau bahkan pejabat kampus dimasukkan ke dalam artikel padahal kontribusinya minim. Praktik ini bisa merusak integritas akademik, karena memberi kredit yang tidak semestinya. Di sisi lain, ada juga yang disebut “ghost authorship”, yaitu ketika seseorang yang sebenarnya berkontribusi besar justru tidak dicantumkan namanya. Keduanya sama-sama melanggar etika.

    Lalu, bagaimana menentukan siapa yang layak jadi penulis? Banyak jurnal internasional mengacu pada pedoman ICMJE (International Committee of Medical Journal Editors). Menurut pedoman ini, seseorang bisa disebut penulis kalau memenuhi empat syarat: (1) berkontribusi signifikan dalam ide atau desain penelitian, (2) terlibat dalam pengolahan data atau analisis, (3) ikut menyusun atau merevisi tulisan secara substansial, dan (4) menyetujui versi final untuk dipublikasikan. Kalau hanya melakukan salah satu tanpa keterlibatan lain, biasanya belum cukup untuk disebut penulis.

    Baca juga!  Mengapa Etika Itu Penting dalam Menulis Ilmiah

    Selain soal “siapa yang berhak,” urutan nama penulis juga sering jadi bahan perdebatan. Dalam banyak bidang, penulis pertama adalah yang paling banyak berkontribusi, biasanya mahasiswa atau peneliti muda yang mengerjakan sebagian besar riset. Penulis terakhir sering kali adalah supervisor atau pembimbing utama. Sementara itu, penulis di tengah biasanya mereka yang memberi kontribusi tambahan. Namun, tradisi ini bisa berbeda-beda tergantung bidang studi dan budaya akademik. Karena itu, penting banget membicarakan urusan urutan penulis sejak awal penelitian supaya tidak terjadi konflik di akhir.

    Transparansi adalah kunci. Tim penelitian sebaiknya mendiskusikan peran masing-masing sejak awal, lalu menuliskannya dengan jelas. Sekarang banyak jurnal yang meminta “author contribution statement,” yaitu keterangan detail siapa melakukan apa. Dengan begitu, semua orang tahu perannya, dan tidak ada yang merasa dirugikan.

    Kenapa etika co-authorship ini penting? Karena publikasi ilmiah adalah tentang integritas. Kalau kita sembarangan mencantumkan nama, kredibilitas artikel bisa dipertanyakan. Lebih jauh lagi, hal ini bisa merusak reputasi akademik. Sebaliknya, kalau daftar penulis ditentukan dengan adil, setiap orang mendapat pengakuan sesuai kontribusinya.

    Singkatnya, co-authorship bukan sekadar bagi-bagi nama, tapi soal tanggung jawab ilmiah. Siapa pun yang masuk daftar penulis harus benar-benar terlibat, sementara yang kontribusinya kecil sebaiknya cukup disebut dalam ucapan terima kasih. Dengan menjaga etika ini, kita tidak hanya adil terhadap rekan penelitian, tapi juga menjaga kepercayaan dalam dunia akademik.

    Artikel Terkini

    spot_img

    Artikel Terkait

    Leave a reply

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    spot_img