More

    Apa Itu Turnitin dan Bagaimana Menggunakannya

    Kalau kamu mahasiswa atau dosen, pasti sudah sering mendengar nama Turnitin. Aplikasi ini sering jadi “momok” karena identik dengan cek plagiarisme. Banyak mahasiswa deg-degan tiap kali diminta mengunggah tugas atau skripsi ke Turnitin, takut persentasenya tinggi. Tapi sebenarnya, Turnitin bukan sesuatu yang harus ditakuti. Justru, kalau dipahami dengan baik, Turnitin bisa jadi sahabat untuk memastikan tulisanmu benar-benar orisinal dan sesuai etika akademik.

    Jadi, apa sebenarnya Turnitin itu? Turnitin adalah sebuah perangkat lunak berbasis internet yang digunakan untuk mendeteksi tingkat kesamaan dalam tulisan. Program ini akan membandingkan teks yang kamu unggah dengan miliaran dokumen lain, mulai dari artikel jurnal, buku, sampai tulisan mahasiswa dari seluruh dunia yang juga pernah diunggah. Hasil perbandingan itu kemudian ditampilkan dalam bentuk similarity report dengan persentase tertentu.

    Banyak orang salah kaprah mengira persentase di Turnitin adalah angka “plagiarisme.” Padahal, itu lebih tepat disebut “kesamaan teks.” Jadi, kalau hasilnya 20%, artinya ada 20% bagian dari tulisanmu yang mirip dengan tulisan lain. Tapi tidak semua kemiripan itu otomatis berarti plagiarisme. Misalnya, kutipan langsung yang ditulis dengan benar atau daftar pustaka biasanya juga terdeteksi. Jadi, kuncinya bukan cuma melihat angka, tapi juga membaca laporan detailnya.

    Bagaimana cara menggunakan Turnitin? Umumnya, akses Turnitin diberikan oleh kampus atau institusi. Mahasiswa biasanya bisa masuk lewat akun yang dibuatkan oleh dosen atau perpustakaan. Setelah masuk, kamu tinggal mengunggah file tulisanmu—biasanya dalam format Word atau PDF. Tunggu sebentar, dan Turnitin akan menghasilkan laporan kesamaan.

    Laporan itu biasanya berupa teks dengan highlight warna-warni. Setiap warna menunjukkan sumber berbeda yang mirip dengan tulisanmu. Misalnya, paragrafmu mirip dengan artikel di jurnal A, maka Turnitin akan menandainya dan menampilkan tautan ke artikel tersebut. Dari situ, kamu bisa cek apakah bagian itu sudah ditulis dengan benar, perlu diparafrase, atau bahkan harus dihapus.

    Baca juga!  AI sebagai Asisten untuk Menyusun Kerangka Bab yang Logis

    Tips penting: jangan panik kalau hasil Turnitinmu tidak nol persen. Hampir mustahil sebuah tulisan ilmiah bebas 100% dari kemiripan, karena ada istilah teknis, definisi standar, atau kalimat umum yang memang mirip dengan tulisan lain. Yang penting, pastikan kemiripan itu bukan hasil copy-paste sembarangan, tapi bagian yang memang wajar atau sudah diberi kutipan sesuai aturan.

    Cara memanfaatkan Turnitin dengan bijak adalah menjadikannya alat revisi, bukan sekadar formalitas. Misalnya, kalau ada paragraf yang terdeteksi tinggi, coba baca ulang. Bisa jadi kamu terlalu banyak menyalin dari sumber asli. Coba ubah dengan parafrase, yaitu menuliskan ide yang sama dengan gaya bahasamu sendiri. Jangan lupa tetap mencantumkan sumber agar tetap sesuai etika.

    Bagi dosen, Turnitin membantu menjaga standar akademik. Dengan laporan kesamaan, dosen bisa lebih mudah menilai orisinalitas tulisan mahasiswa. Bagi mahasiswa, Turnitin bisa jadi cermin yang menunjukkan apakah tulisan mereka sudah cukup orisinal atau masih perlu diperbaiki. Jadi, sebenarnya Turnitin bukan “musuh,” melainkan pengingat agar kita lebih hati-hati dalam menulis.

    Singkatnya, Turnitin adalah alat deteksi kesamaan teks yang membantu menjaga integritas akademik. Cara menggunakannya sederhana: unggah tulisan, cek laporan, lalu perbaiki bagian yang terlalu mirip. Jangan terpaku pada angka persentase saja, tapi perhatikan isi laporannya. Dengan begitu, Turnitin bisa jadi sahabatmu dalam menulis ilmiah yang jujur dan berkualitas.

    Artikel Terkini

    spot_img

    Artikel Terkait

    Leave a reply

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    spot_img